Pengobatan Alternatif Herbal Jamur Dewa
Herbal Alami Jamur Dewa, mengandung beta glucan dan polisacharida yang berguna untuk meningkatkan kinerja sel darah putih, menekan penyakit, anti virus juga sebagai obat anti kanker. Penyakit yang dapat diobati antara lain darah tinggi, kolesterol, diabetes, asam urat, kanker, kista, gatal-gatal dll

Jamur Dewa

Herbal Alami Agaric Pure Jamur Dewa adalah Herbal Alami / Natural Herbs / untuk Penyakit Darah Tinggi/Hipertensi, Cholesterol/Kolesterol, Hepatitis, Kanker, Kista, Diabetes/Diabetics, Sistem Kekebalan Tubuh, Penyakit disebabkan virus.

Agaric Pure mengandung 100% Jamur Dewa (Jamur Agaricus blazei Murril / Himematsutake / ABM) dan sangat baik untuk anda yang sedang menderita penyakit kanker, diabetes, hipertensi, kolesterol, Hepatitis, kista, penyakit karena virus.

Agaric Pure adalah Herbal kesehatan dari bahan jamur Agaricus Blazei Murill yang dikembangkan di Malang, Jawa Timur dengan kandungan Polisacharida dan BetaD-Glucan yang terbukti memperkuat kinerja sel-sel darah putih sehingga mampu menekan dan mempertahankan keseimbangan daya tahan tubuh dari berbagai penyakit yang berasal dari virus, bakteri dan sel kanker tanpa efek samping.

Jamur Dewa terbuat dari bahan jamur Agaricus Balzei Murill (Himematsutake) yang sangat populer dinegara Jepang karena khasiat dan fungsinya sangat baik sekali dalam pengobatan berbagai jenis penyakit. Polisacharide dan Beta D-Glucan dalam jamur Agaricus Blazei Murill ini bekerja aktif di dalam tubuh meningkatkan kinerja sel T yg berfungsi menekan dan menghambat berbagai macam penyakit.

Artikel Populer

Masyarakat Bergantung pada Obat Tradisional

SOLO, KOMPAS.com -
Di beberapa negara Asia dan Afrika, sekitar 80 persen penduduk bergantung pada obat tradisional untuk perawatan kesehatan primer. Oleh karena itu, pemberian obat tradisional yang aman dan efektif dapat menjadi alat penting untuk meningkatkan akses ke perawatan kesehatan secara keseluruhan. Demikian dikatakan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih ketika membuka "the 3 Conference on Traditional Medicine in ASEAN Countries" di Hotel Sunan Solo, Senin (31/10/2011). Ia mengatakan, dalam hal pelayanan kesehatan, obat tradisional dapat menjadi bagian penting dari sistem kesehatan di negara manapun di dunia, termasuk di negara-negara ASEAN. Obat tradisional sering lebih diterima secara budaya oleh masyarakat dibandingkan dengan obat konvensional. Berdasarkan data hasil riset kesehatan tahun 2010, hampir setengah (49,53 persen) penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas, mengonsumsi jamu. Sekitar lima persen (4,36 persen) mengkonsumsi jamu setiap hari sedangkan sisanya (45,17 persen) mengkonsumsi jamu sesekali. Proporsi jenis jamu yang banyak dipilih untuk dikonsumsi adalah jamu cair (55,16 persen), bubuk (43,99 persen) dan jamu seduh (20,43 persen), sedangkan proporsi terkecil adalah jamu dikemas secara modern dalam bentuk kapsul/tablet (11,58 persen). Menkes mengatakan, terdapat dua tantangan utama dalam penggunaan obat tradisional di Indonesia. Pertama, konsumen cenderung menganggap bahwa obat tradisional (herbal) selalu aman. Tantangan selanjutnya yaitu mengenai izin praktik pengobatan tradisional dan kualifikasi praktisi kesehatan tradisional. "Berdasarkan survei global WHO (1994) tangtangan yang dihadapi dalam pemanfaatan obat tradisional yaitu kurangnya data penelitian, kurangnya mekanisme kontrol yang tepat, kurangnya pendidikan dari pelatihan dan kurangnya keahlian," katanya. Deklarasi Alma Ata (1978) dunia telah berkomitmen bahwa obat tradisional harus dikembangkan secara signifikan. Negara anggota ASEAN juga menyadari pentingnya mengintegrasikan pengobatan tradisional ke dalam sistem kesehatan nasional, terutama dalam pelayanan kesehatan primer, dengan memanfaatkan obat tradisional. Jamu secara luas digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dari sebanyak sekitar 30.000 spesies tanaman yang ada di Indonesia, 7.000 spesies merupakan tanaman obat dan 4500 spesies diantaranya berasal dari pulau Jawa selain itu terdapat sekitar 280.000 orang praktisi pengobatan tradisional di Indonesia. 

Sumber : ANT, Kompas Health Asep Candra | Senin, 31 Oktober 2011 | 16:58 WIB 


Obat Tradisional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar